Isolasi Senyawa Flafonoid Dalam
Daun Tumbuhan Dandang Gendis
1.Ekstraksi Flavonoid
Cara ekstraksi yang digunakan yaitu menurut
Suwandi (2008) dengan pelarut yang
digunakan adalah etanol 70%.
a.Ekstraksi
dilakukan dengan merendam serbuk daun dandang gendis dalam etanol 70%.
b.Maserasi dilakukan selama 24 jam
pada suhu kamar.
c.Ekstrak yang diperoleh disaring
dan ampasnya direndam kembalidengan etanol
70%.
d.Filtrat hasil ekstraksi
dikumpulkan menjadi satu. Selanjutnya ekstrak tersebut diuji fitokimia,
uji golongan flavonoid, dan dihitung rendemennya
Filtrat hasil ekstraksi dikumpulkan
menjadi satu. Selanjutnya ekstrak tersebut diuji fitokimia, uji golongan
flavonoid, dan dihitung rendemennya.
2.Uji Fitokimia (Harbone 1987)
a.Sebanyak 0.1 g ekstrak dimasukkan
ke dalam gelas piala
b.Ditambahkan 10 ml air panas dan
didihkan selama 5 menit.
c.Setelah itu, disaring dan
filtratnya digunakan untuk pengujian.
d.Filtrat dimasukkan ke dalam tabung
reaksi lalu ditambahkan 0.5 gserbuk Mg, 1 ml HCl pekat, dan 1 ml amilalkohole.
Dikocok dengan kuat. Uji
positif flavonoid ditandai denganterbentuknya warna merah, kuning, atau jingga
pada lapisanamilalkohol.
3.Isolasi Golongan Flavonoid
a.Ekstrak daun dandang gendis yang
merupakan ekstrak terbaik dipartisidengan
n-heksana.
b.Setelah itu, fraksi diambil dan
dihidrolisis dengan HCl 2 N pada suhu100 ºC selama 60 menit.
c.Dilakukan ekstraksi partisi dengan
etilasetat.
d.Fraksi etilasetat dikumpulkan dan
dipekatkan dengan penguap putar
e.Ekstrak etilasetat difraksinasi
menggunakan kromatografi kolomdengan elusi gradient (Analisis eluen terbaik
dilakukan denganmenggunakan KLT. Plat KLT GF254 digunakan sebagai fase diam.Eluennya ialah berbagai macam pelarut yang
berbeda kepolaran, yaituCHCl3, metanol, etilasetat, dan eter. Noda
pemisahan dideteksi dibawah lampu UV 254
nm)
f.Pemisahan dengan kromatografi
kolom dilakukan dengan menampung fraksi setiap 5 ml (Laju alir eluen yang dipakai
ialah 0.2 ml/menit)
g.Fraksi kemudian diperiksa menggunakan
KLT GF254 dengan larutan pengembang yang sama (Fraksi yang memberi nilai Rf dan
noda yangsama digabungkan dan dilakukan uji aktivitas antioksidan)
h.Fraksi teraktif kemudian
ditentukan golongan flavonoidnya menggunakan
pereaksi golongan flavonoid dan KLT 2 arah
i.Identifikasi fraksi teraktif
selanjutnya dilakukan dengan menggunakanspektrofotometer FTIR.
4.Uji Golongan Flavonoid
(Harbone1987)
a.Sebanyak 0.5 g ekstrak
dilarutkan dengan 10 ml metanol-HCl 1 N(1:1)
b.Dipanaskan dalam labu Erlenmeyer
pada suhu 95 ºC selama 1 jam.
c.Setelah itu didinginkan dan
disaring
d.Filtratnya diekstraksi dengan
etilasetat
e.Fase asamnya dipanaskan lagi
sampai menjadi lebih pekat.
f.Ditenentukan golongan Flavonoid:
1)Sebanyak 1 ml ekstrak etilasetat
ditambah 3 tetes CH3COOPb laludiamati warnanya (Flavon memberikan warna jingga
hingga krem,kalkon memberikan warna jingga tua, dan auron memberikanwarna
merah)
2)Sebanyak 1 ml ekstrak etilasetat
ditambah 3 tetes NaOH 0.1 N laludiamati warnanya (Flavonol dan flavon
memberikan warna kuning,sedangkan kalkon dan auron memberikan warna merah
hinggaungu)
3)Sebanyak 1 ml ekstrak etilasetat
ditambah 3 tetes H2SO4 pekatlalu diamati warnanya (Flavonol dan flavon
memberikan warnakuning, flavonol memberikan warna jingga hingga krem, dankalkon
memberikan warna krem hingga merah tua).
C.Hasil Pengamatan
a.Uji Fitokimia Ekstrak Etanol 70%
Uji fitokimia
|
Ekstrak etanol 70% +
|
Alkaloid
|
+
|
Saponin
|
-
|
Flavonoid
|
+ + +
|
Triterpenoid
|
+
|
Steroid
|
-
|
tannin
|
-
|
Keterangan: Tanda (+)
menunjukkan tingkat intensitas warna
b.Uji Golongan Flavonoid Ekstrak
Etanol 70%
Ekstrak
|
Pereaksi
|
Warna akhir
|
Gol.flavonoid
|
Etanol 70 %
|
CH3COOPb
|
Kream (+)
|
Flavon
|
NaOH 0,1 N
|
Kuning (+)
|
Flavonol dan flavon
|
Keterangan: Tanda (+)
menunjukkan tingkat intensitas warna
c.Uji Golongan Flavonoid Ekstrak
Etilasetat
Ekstrak
|
Pereaksi
|
Warna akhir
|
Gol.flavonoid
|
Etil asetat
|
CH3COOPb
|
Kream (+)
|
Flavon
|
NaOH 0,1 N
|
Kuning (+)
|
Flavonol dan flavon
|
http://www.scribd.com/doc/90252011/Isolasi-Dan-Identifikasi-Golongan-Flavonoid
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMengapa pada ekstraksi flavanoid pada daun dandang gendis digunakan pelarut etanol 70 % dan apa fungsi dari perendaman yang dilakukan dua kali menggunakan pelarut etanol tersebut ?
BalasHapusEtanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut, atau alkohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. etanol 70 % yang mempunyai sifat semi polar.
BalasHapusmenurut saya:
Karena Sifat dari etanol 70% adalah pelarut yang bersifat semi polar, yang artinya dapat melarutkan senyawa polar maupun non polar. sehingga flavonoid, saponin dan tanin berdasarkan sifat kepolaran masing-masing dapat tersaring dalam etanol 70%.Etanol 70% adalah campuran dua bahan pelarut yaitu etanol dan air dengan kadar etanol 70% (v/v).
Etanol memiliki sifat selektivitas yang tinggi (pelarut selektif) terhadap reaksi dan sebagainya.
Pemilihan etanol sebagai pelarut menurut didasarkan beberapa pertimbangan diantaranya selektivitas, kelarutan, kerapatan, reaktivitas, dan titik didih. Etanol memiliki beberapa keunggulan sebagai pelarut yakni memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yang besar, beda kerapatan yang signifikan sehingga mudah memisahkan zat yang akan dilarutkan. Etanol tidak bersifat racun, tidak eksplosif bila bercampur dengan udara, tidak korosif, dan mudah didapatkan.
Tujuan melakukan rendeman selama 2kali dengan pelarut etanol untuk mendapatkan hasil filtrate dari ekstraksi tersebut karena pada rendeman yg pertama belum terdapat filtrate. Maka dari itu ekstrak tersebut dilakukan 2kali perendaman dan dapat di uji dgn langkah selanjutnya.
Ya, dengan perendaman etanol yang bersifat polar, sampel yang mengandung flavonoid akan terikat dan didapatkan hasil ekstrat etanol.
BalasHapus