NAMA : DELLA SILVIANA
NIM : RRA1C110004
SPEKTRONIK
20
Spektronik 20 adalah suatu alat yang mempunyai rentang panjang
gelombang dari 340nm sampai 600nm. Alat ini hanya dapat mengukur absorbansi
dengan sampel larutan yang berwarna.
Sehingga apabila didapatkan sampel yang tidak berwarna maka
sampel itu harus dikomplekkan sehingga sampel itu dapat berwarna. Larutan yang
berwarna dalam tabung reaksi khusus dimasukan ke tempat cuplikan dan absorbansi
atau persen transmitansi dapat dibaca pada sekala pembacaan.
Sistem optik dari alat ini dapat dikembangkan sebagai berikut:
sumber cahaya berupa lampu tungsten akan memancarkan sinar polikromatik.
Setelah melewati pengatur panjang gelombang, hanya sinar yang mono kromatik
dilewatkan ke larutan dan sinar yang melewati larutan dideteksi oleh foto
detektor.
Alat Spectronic 20 Baush & Lomb merupakan spetrofotometer
berkas tunggal. Komponen spectronic 20 yang penting antara lain:
Suatu sumber cahaya yaitu lampu wolfram yang berkesinambungan
yang meliputi daerah 380 – 750 nm (daerah sinar tampak). Suatu monokromator,
yakni suatu komponen untuk menyeleksi pita sempit panjang gelombang dari
spektrum lebar yang dipancarkan oleh sumber cahaya. Suatu wadah sampel atau
cuvet dari gelas/kaca. Suatu detektor, yang berupa tranduser yang mengubah
energi cahaya menjadi suatu isyarat listrik (detektor fotolistrik, tabung
foton). Suatu pengganda (amplifier) dan rangkaian yang berkaitan dalam membuat
isyarat listrik itu dapat terbaca. Suatu sistem baca (skala absorbansi atau % T
dengan jarum penunjuk) yang menyatakan besarnya isyarat listrik.
Bagian-bagian penting
Spectronic 20 dan fungsinya adalah sebagai berikut:
1. Power
switch / Zero Control, berfungsi untuk menghidupkan alat (yang ditunjukkan
oleh nyala lampu Pilot Lamp) dan pengatur posisi jarum penunjuk (meter) pada
angka 0,00% T pada saat Sample Compartement kosong dan ditutup
2. Transmittance
/ Absorbance Control, berfungsi untuk mengatur posisi jarum meter pada
angka 100% T pada saat kuvet yang berisi larutan blanko berada dalam Sample
Compartement dan ditutup.
3. Sample Compartement
berfungsi untuk menempatkan larutan dalam kuvet pada saat pengukuran. Selama
pembacaan, Sample Compartement harus dalam keadaan tertutup.
4.
Wavelength Control berfungsi untuk mengatur panjang gelombang (l) yang
dikehendaki yang terbaca melalui jendela sebelahnya.
5. Pilot
Lamp (nyala) berfungsi untuk mengetahui kesiapan instrumen.
6. Meter
berfungsi untuk membaca posisi jarum penunjuk absorbansi dan atau transmitansi.
Cara
Pengoprasian spektronik 20
- Nyalakan alat spektronik 20 dengan on bila aliran listrik sudah dihubungkan dengan arus AC 220V. maka lampu indikator akan berwarna merah menandakan adanya arus yang mengalir. Biarkan kurang lebih 15 menit untuk memanaskan alat.
- Pilih panjang gelombang yang akan digunakan dengan cara memutar tombol pengatur panjang gelombang
- Atur meter ke pembacaan 0% T dengan memutar tombol pengaturnya
- Masukan larutan belangko (biasanya aquades dalam tabung khusus ke tempat cuplikan
- Atur meter ke pembaca 100%T dengan memutar tombolnya
- Ganti larutan belangkonya dengan larutan cuplikan dan baca absorbansi atau persen trasmitansi yang ditunjukan oleh jarum pada pembaca A/T
- Kalau sudah selesai pengukuran padamkan alat dengan menekan tombol on/off nya.
Spektrofotometer UV-VIS
Spektrofotometri
Sinar Tampak (UV-Vis) adalah pengukuran energi cahaya oleh suatu sistem kimia
pada panjang gelombang tertentu (Day, 2002). Sinar ultraviolet (UV) mempunyai
panjang gelombang antara 200-400 nm, dan sinar tampak (visible) mempunyai
panjang gelombang 400-750 nm. Pengukuran spektrofotometri menggunakan alat
spektrofotometer yang melibatkan energi elektronik yang cukup besar pada
molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometer UV-Vis lebih banyak dipakai
untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif. Spektrum UV-Vis sangat berguna
untuk pengukuran secara kuantitatif. Konsentrasi dari analit di dalam larutan
bisa ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu dengan
menggunakan hukum Lambert-Beer (Rohman, 2007).Hukum Lambert-Beer dinyatakan
dalam rumus sbb :
A = e.b.c
dimana :
A = absorban
e = absorptivitas molar
b = tebal kuvet (cm)
c = konsentrasi
dimana :
A = absorban
e = absorptivitas molar
b = tebal kuvet (cm)
c = konsentrasi
Pada spektrofotometri digunakan alat yang disebut dengan spketrofotometer.
Adapun prinsipnya menggunakan radiasi elektromagnetik (REM) yakni
sinar yang digunakan pada sinar Ultraviolet dan sinar visible dapat dianggap
sebagai energi yang merambat dalam bentuk gelombang. Adapun yang diukur pada
spektrofotometri adalah nilai absorban (A) yakni adanya absorbsi pada panjang
gelombang maksimum yang kemudian dihitung konsentarsinya. Metode ini disebut
metode basah karena sampel yang digunakan adalah larutan dimana harus diketahui
batas konsentrasi terkecil sampel yang diukur.
Perlu diketahui terlebih dahulu, bahwa panjang gelombang adalah
jarak linier dari suatu titik pada satu gelombang ke titik yang bersebelahan
pada panjang gelombang berdekatan. Dimensi panjang gelombang adalah panjang (L)
yang dapat dinyatakan dalam centimeter (cm), angstrom (Ã…), atau nanometer (nm).
Frekuensi merupakan banyaknya gelombang yang
melewati suatu titik tertentu dalam satuan waktu. Dimensi frekuensi adalah T-1 dan
satuan yang biasa digunakan adalah detik-1.
Sinar UV memiliki panjang gelombang = 200-400 nm sedangkan sinar visibel
memiliki panjang gelombang = 400-750 nm. Berikut ini adalah tabel kisaran
panjang gelombang, frekuensi, dan spektrum elektromanetik.
Penyerapan Radiasi oleh Molekul
Semua molekul mempunyai komponen energi yang terdiri dari :
1.
Translasi ; molekul secara keseluruhan dapat bergerak. Energi yang ada
hubungannya dengan tranlasi disebut energi tranlasional (Etrans).
2.
Vibrasi ; gerakan bagian molekul (atom atau sekelompok atom) yang dapat
bergerak karena berhubungan satu sama lain. Energi yang berhubungan dengan
vibrasi disebut dengan energy vibrasional (Evibr)
3.
Rotasional ; molekul dapat berotasi pada sumbunya. Energinya disebut energy
rotasional (Erot)
4.
Elektronik ; suatu molekul yang memiliki konfigurasi elektronik yang
tergantung pada elektronik molekul dan energinya disebut energi elektronik (Eelek).
Bila dirumuskan maka energi suatu molekul adalah gabungan dari beberapa
komponen di atas.
E = Etrans + Evibr + Erot + Eelek
Aspek Kualitatif dan Kuantitatif Spektrofotometri UV-Vis
Spekra UV-Vis dapat digunakan untuk informasi kualitatif dan sekaligus
dapat digunakan untuk analisis kuantitatif.
1. Aspek
Kualitatif ;
Data spektra UV-Vis
bila digunakan secara tersendiri, tidak dapat digunakan unutk identifikasi
kualitatif obat atau metabolitnya. Akan tetapi, bila digabung dengan cara lain
seperti spektroskopi infra merah, resonansi magnet inti, dan spektroskoppi
massa, maka dapat digunakan untuk maksud analisis kualitatif suatu senyawa
tersebut.
Data yang diperoleh
dari spektroskopi UV dan Vis adalah panjang gelombang maksimal, intensitas,
efek, pH, dan pelarut yang kesemuanya dapat dibandingkan dengan data yang sudah
dipublikasikan.
Dari spektra yang
diperoleh dapat dilihat, misalnya :
a. Serapan (absorbansi)
berubah atau tidak karena perubahan pH. Jika berubah bagaimana
perubahannya apakah batokromik ke hipsokromik dan sebaliknya atau dari
hipokromik ke hiperkromik, dsb.
b. Obat-obat yang
netral misalnya kafein, kloramfenikol atau obat-obat yang berisi ausokrom yang
tidak terkonjugasi seperti amfetamin, siklizin, dan pensiklidin.
2. Aspek Kuantitatif ;
Suatu berkas radiasi dikenakan pada larutan sampel (cuplikan) dan
intensitas sinar radiasi yang diteruskan diukur besarnya. Intensitas atau
kekuatan radiasi cahaya sebanding dengan jumlah foton yang melalui satu satuan
luas penampang per detik.
Serapan dapat terjadi jika foton/radiasi yang mengenai cuplikan memiliki
energi yang sama dengan energi yang dibutuhkan untuk menyebabkan terjadinya
perubahan tenaga. Jika sinar monokromatik dilewatkan melalui suatu lapisan
larutan dengan ketebalan db, maka penurunan intesitas sinar (dl)
karena melewati lapisan larutan tersebut berbanding langsung dengan intensitas
radiasi (I), konsentrasi spesies yang menyerap (c), dan dengan ketebalan
lapisan larutan (db). Secara matematis, pernyataan ini dapat dituliskan :
-dI = kIcdb
bila diintergralkan
maka diperoleh persamaan ini : I = I0 e-kbc
dan bila persamaan di
atas diubah menjadi logaritma basis 10, maka akan diperoleh persamaan :
I = I0 10-kbc
dimana : k/2,303 = a ,
maka persamaan di atas dapa diubah menjadi persamaan :
Log I0/I =
abc
atau A = abc (Hukum
Lambert-Beer)
dimana : A= Absorban
a= absorptivitas
b = tebal kuvet (cm)
c = konsentrasi
Bila Absorbansi (A)
dihubungkan dengan Transmittan (T) = I/I0 maka dapat diperoleh A=log 1/T .
Absorptivitas (a) merupakan suatu konstanta yang tidak tergantung pada konsentrasi,
tebal kuvet, dan intensitas radiasi yang mengenai larutan sampel. Tetapi
tergantung pada suhu, pelarut, struktur molekul, dan panjang gelombang radiasi.
Pada Hukum
Lambert-Beer, terdapat beberapa batasan, antara lain :
1. Sinar yang
digunakan dianggap monokromatis
2. Penyerapan terjadi
dalam suatu volume yang mempunyai penampang luas yang sama
3. Senyawa yang
menyerap dalam larutan tersebut tidak tergantung terhadap yang lain dalam
larutan
4. Tidak terjadi
peristiwa flouresensi atau fosforisensi
5. Indeks bias tidak
tergantung pada konsentrasi larutan.
Salah satu hal yang
penting juga diingat adalah untuk menganalisis secara spektrofotometri UV-Vis
diperlukan panjang gelombang maksimal. Adapun beberapa alasan mengapa harus
menggunakan panjang gelombang maksimal, yaitu :
1. Pada panjang
gelombang maksimal, kepekaannya juga maksimal karena pada panjang gelombang
maksimal tersebut, perubahan absorbansi untuk setiap konsentrasi adalah yang
paling besar
2. Di sekitar panjang
gelombang maksimal, bentuk kurva absorbansi datar dan pada kondisi tersebut
hukum Lambert-Berr akan terpenuhi
3. Jika dilakukan
pengukuran ulang, maka kesalahan yang disebabkan oleh pemasangan ulang panjang
gelombang akan kecil sekali, ketika digunakan panjang gelombang maksimal.
Demikian sekilas tentang
Spektrofotometri UV-Vis serta aspek kualitatif dan kuantitatifnya. Semoga Anda
paham terhadap apa yang Saya jelaskan di atas dan semoga ilmunya bermanfaat.
Terakhir, sesuai dengan tujuan Saya menuliskan artikel ini, Saya mohon doa Kamu
agar Saya berhasil memahami materi tentang spektrofotometri dan bisa lulus
dalam mata kuliah Kimia Analisis ini.
Faktor-faktor yang sering menyebabkan kesalahan
dalam menggunakan spektrofotometer dalam mengukur konsentrasi suatu analit:
• Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko, yaitu larutan yang berisi selain komponen yang akan dianalisis termasuk zat pembentuk warna.
• Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.
• Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi sangat rendah atau sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai dengan kisaran sensitivitas dari alat yang digunakan (melalui pengenceran atau pemekatan).
• Adanya serapan oleh pelarut. Hal ini dapat diatasi dengan penggunaan blangko, yaitu larutan yang berisi selain komponen yang akan dianalisis termasuk zat pembentuk warna.
• Serapan oleh kuvet. Kuvet yang ada biasanya dari bahan gelas atau kuarsa, namun kuvet dari kuarsa memiliki kualitas yang lebih baik.
• Kesalahan fotometrik normal pada pengukuran dengan absorbansi sangat rendah atau sangat tinggi, hal ini dapat diatur dengan pengaturan konsentrasi, sesuai dengan kisaran sensitivitas dari alat yang digunakan (melalui pengenceran atau pemekatan).
Keuntungan Spektrofotometer
Keuntungan dari spektrofotometer
adalah :
- Penggunaannya luas, dapat digunakan untuk senyawa anorganik, organik dan biokimia yang diabsorpsi di daerah ultra lembayung atau daerah tampak.
- Sensitivitasnya tinggi, batas deteksi untuk mengabsorpsi pada jarak 10-4 sampai 10-5 M. Jarak ini dapat diperpanjang menjadi 10-6 sampai 10-7 M dengan prosedur modifikasi yang pasti.
- Selektivitasnya sedang sampai tinggi, jika panjang gelombang dapat ditemukan dimana analit mengabsorpsi sendiri, persiapan pemisahan menjadi tidak perlu.
- Ketelitiannya baik, kesalahan relatif pada konsentrasi yang ditemui dengan tipe spektrofotometer UV-Vis ada pada jarak dari 1% sampai 5%. Kesalahan tersebut dapat diperkecil hingga beberapa puluh persen dengan perlakuan yang khusus.
- Mudah, spektrofotometer mengukur dengan mudah dan kinerjanya cepat dengan instrumen modern, daerah pembacaannya otomatis (Skoog, DA, 1996).
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar