Rabu, 28 November 2012

ISOLASI SENYAWA TERPENOID DARI DAUN TANAMAN NILAM (pogostemon heyneanus, benth)



Tanaman nilam yang sering juga disebut pengostemon heyneanus, benth atau dilem wangi (jawa), merupakan salah satu jenis tanaman yang dapat menghasilkan senyawa terpenoid. Tanaman ini telah lama berkembang didaerah aceh, namun daerah asal tanaman nilam belum diketahui secara pasti ada yang menduga berasal dari india, srilangka, bahkan filipina.
Tanaman nilam ini termasuk dalam famili Labiateae yang merupakan tanaman tumbuhan semak dengan ketinggian 0,3 – 1,3 m. Tanaman nilam berakar serabut, yang panjangnya 10 – 35 cm. Berbatang lunak dan berbuku-buku, buku batangnya mengembang dan warnaya hijau kecoklatan. Daunnya merupakan daun tunggal yang berbentuk bulat telur atau lonjong, melebar ditengah, meruncing keujung, dan tepi daun bergerigi serta bagian bawah daun berbulu halus.
Tanaman nilam dapat tumbuh secara vegetatif, yakni dengan menggunakan potongan-potongan cabangnya. Dapat ditanam secara langsung dilokasi kebun dan dapat disemaikan terlebih dahulu. Dengan cara ini selain cukup praktis juga akan memperoleh hasil yang lebih cepat. Penanaman nilam sebaiknya dilakukan diawal musim hujan dan diusahakan terhindar dari panas matahari langsung.

METODE PENELITIAN
             Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan fitokimia, yang meliputi pengumpulan bahan tumbuhan dan isolasi. Sebagai sampel dalam penelitian ini adalah daun tanaman nilam (Pogostemon heyneanus, benth).
A. Obyek Penelitian
           Dalam penelitian ini yang menjadi obyek peneliti adalah daun tumbuhan nilam (Pogostemon heyneanus, benth, yang sudah agak tua.
B. Prosedur penelitian
1.      Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah destilasi, kromatografi   kolom, gelas ukur, neraca analitik, tabung reaksi, alat penyemprot, pipet ukur, alat penetuan titik leleh pipa kapiler, kaca arloji, gelas ukur, alat maserasi. Dan lain-lain.
2.      bahan yang digunakan adalah serbuk daun nilam (Pogostemon heyneanus, benth., bahan-bahan kimia adalah metanol, pereaksi liberman buchard, asam sulfat, kloroform, n-butanol, etil asetat, n-heksan , silica gel dan plat KLT.
3.       Cara kerja
penelilti ini meliputi empat tahap pengerjaan yaitu ekstraksi, fraksinasi, pemurnian dan karakterisasi.

a. Ektraksi
sampel daun direndam (maserasi ) dengan menggunakan metanol + 3-4 hari. Setelah itu maserat yang diperoleh dikumpulkan, disaring, dan dipekatkan dengan penguap bertekanan rendah hingga diperoleh residu yang kering. Selanjutnya ekstrak yang diperoleh dipartisi dengan menggunakan etil asetat : air = 1 :1 sebanyak 3 kali menghasilkan 2 fase yaitu fase etil asetat dan fase air. Selanjutnya dilakukan uji reaksi liberan buchard terhadap kedua fase. Dari uji kedua fase diketahui fase etil asetat yang lebih memberikan hasil positif atau yang mengandung senyawa terpenid. Kemudian dilakukan evaporasi terhadap fase etil asetat sehingga diperoleh ekstrak kental.

b. Fraksinasi.
Pada tahap ini dilajutkan dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT) dengan menggunakan beberapa campuran pelarut yang dilakukan terhadap ekstrak etil asetat untuk melihat komposisi dan sistem pelarut yang tepat yang akan digunakan dalam fraksinasi pada kromatografi kolom. Sistem pelarut antara lain : n-heksan : etil asetat = 2 : 1, metanol : air = 5 : 1, kloroform : metanol : air= 7 : 3 : 1. setelah diuji hasil KLT dan diperoleh sistem pelarut- ekstrak yang tepat , selajutnya dilakukan pemisahan komponen-komponen dalam ekstrak dengan kromatografi kolom. Sampel ekstrak yang mungkin selanjutnya dilarutkan dengan kloroform untuk dihomogenkan dan setelah cukup kering dimasukkan kedalam kolom dan dielusi dengan campuran n-heksan : etil asetat menurut kenaikan gradien poleritas pelarut, mulai dari perbandingan 10 :1 sampai dengan 1 :1. selanjutnya dilakukan kromatohgrafi lapis tipis terhadap masing-masing komponen sehingga dihasilkan beberapa macam fraksi. Fraksi-fraksi yang mempunyai nilai Rf yang sama digabung menjadi satu fraksi.

c. Pemurnian
Fraksi yang telah dikumpulkan tadi, selajutnya diuapkan kemudian dilakukan rekristalisasi. Padatan komponen tersebut dilarutkan dengan pelarut methanol pada suhu 50o C, kemudian disaring dengan corong buchner selagi panas. Jika larutan berwarna, ditambahkan norit 1-2% dari berat padatan komponen tadi, kemudian disaring kembali dan filtratnya didinginkan dalam air es sampai terbentuk kristal.


d. Karakterisasi
kristal yang diperoleh uji kemurniannya dengan kromatografi lapis tipis dalam eluen n-heksan : etil asetat (2:1) dilanjutkan dengan pengujian titik leleh dan diidentifikasi dengan uji pereaksi Liberman – Buchard.

SUMBER : http://buyungchem.wordpress.com/isolasi-senyawa-terpenoid/

Kamis, 08 November 2012

mide Koba


UJIAN MID SEMESTER
1.     Jelaskan bagaimana hubungan struktur dan kereaktifan beberapa senyawa yang anda kenal; terhadap suatu penyakit tertentu
Kuersetin  dipercaya  dapat  melindungi  tubuh  dari  beberapa  jenis penyakit degenerative dengan cara mencegah terjadinya proses peroksidasi lemak. Kuersetin  memperlihatkan  kemampuan  mencegah  proses  oksidasi dari Low Density Lipoproteins (LDL) dengan cara menangkap radikal bebas dan menghelat ion logam transisi. Radikal bebas adalah atom atau molekul yang tidak stabil dan sangat reaktif karena memiliki satu atau lebih electron tak berpasangan pada orbitalterluarnya. Untuk mencapai kestabilan atom atau molekul, radikal bebas akanbereaksi dengan molekul disekitarnya untuk memperoleh pasangan electron. Reaksi ini  akan  berlangsung  terus  menerus  dalam  tubuh  dan  bila  tidak dihentikan akan  menimbulkan  berbagai  penyakit  seperti  kanker,  jantung, katarak, penuaan dini, serta penyakit degenerative lainnya. Oleh karena itu tubuh memerlukan suatu substansi penting yaitu antioksidan yang mampu menangkap radikal bebas tersebut sehingga tidak dapat menginduksi suatu penyakit.
 Tiga gugus dari struktur kuersetin yang membantu dalam menjaga  kestabilan dan  bertindak  sebagai  antioksidan  ketika  bereaksi dengan radikal bebas antara lain:
1.   Gugus O-dihidroksil pada cincin B
2.   Gugus 4-oxo dalam konjugasi dengan alkena 2,3
3.   Gugus 3- dan 5- hidroksil
Gugus fungsi tersebut dapat mendonorkan elektron kepada cincin yang akan
meningkatkan jumlah resonansi dari struktur benzene senyawa Quersetin.



2.     Uraikanlah dan berikan contoh dimana letak peran penting suatu metabolit sekunder dalam suatu tumbuh-tumbuhan

Metabolit sekunder adalah senyawa metabolit yang tidak esensial bagi pertumbuhan organisme dan ditemukan dalam bentuk yang unik atau berbeda-beda antara spesies yang satu dan lainnya. Setiap organism biasanya menghasilkan senywa metabolit sekunder yang berbeda-beda, bahkan mungkin satu jenis senyawa metabolit sekunder hanya ditemukan pada satu spesies dalam suatu kingdom. Senyawa ini juga tidak selalu dihasilkan, tetapi hanya pada saat dibutuhkan saja atau pada fase-fase tertentu. Fungsi metabolic sekunder adalah untuk mempertahankan diri dari kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan, misalnya untuk mengatasi hama dan penyakit,menarik polinator dan sebagai molekul sinyal. Ingkatnya metabolit sekunder digunakan untuk berinteraksi dengan lingkungannya.
Alkaloid telah dikenal selama bertahun-tahun dan telah menarik perhatian terutama karena pengaruh fisiologinya terhadap mamalia dan pemakaiannya di bidang farmasi, tetapi fungsinya dalam tumbuhan hampir sama sekali kabur. Beberapa pendapat mengenai kemungkinan perannya dalam tumbuhan sebagai berikut (Padmawinata, 1995):
a.     Alkaloid berfungsi sebagai hasil buangan nitrogen seperti urea dan asam urat dalam hewan (salah satu pendapat yang dikemukan pertama kali, sekarang tidak dianut lagi).
2. Beberapa alkaloid mungkin bertindak sebagai tandon penyimpanan nitrogen meskipun banyak alkaloid ditimbun dan tidak mengalami metabolisme lebih lanjut meskipun sangat kekurangan nitrogen.
b.     Pada beberapa kasus, alkaloid dapat melindungi tumbuhan dari serangan parasit atau pemangsa tumbuhan. Meskipun dalam beberapa peristiwa bukti yang mendukung fungsi ini tidak dikemukakan, mungkin merupakan konsep yang direka-reka dan bersifat ‘manusia sentris’.
c.      Alkaloid dapat berlaku sebagai pengatur tumbuh, karena dari segi struktur, beberapa alkaloid menyerupai pengatur tumbuh. Beberapa alkaloid merangasang perkecambahan yang lainnya menghambat.
d.     Semula disarankan oleh Liebig bahwa alkaloid, karena sebagian besar bersifat basa, dapat mengganti basa mineral dalam mempertahankan kesetimbangan ion dalam tumbuhan.
Contohnya : pada tanaman tembakau dapat membentuk asam salisilat sebagai antibodi. Bila tembakau terkena virus maka produksi asam salisilat akan tinggi dan dalam tembakau dapat melakukan proses metilasi pada as salisilat menjadi metil salisilat.

3.     Kemukakan gagasan anda, bagaimana idenya suatu senyawa bisa diisolasi dan purifikasi
Isolasi Senyawa Bahan Alam
Isolasi adalah proses pemisahan komponen – komponen kimia yang terdapat suatu bahan organisme . isolasi terdiri dari pemisahan , pemurnian , identifikasi dan penetapan . salah satu cara isolasi umum digunakan adalah kromatografi . pemisahan dari kromatografi ini didasarkan pada sifat adsorbsi atau partisi dari senyawa yang dipisahkan terhadap adsorben dan cairan pengulasi .
Kromatografi adlah cara pemisahan komponen dalam sediaan secara penyarian berfraksi , penyerapan , penukar ion pada zat berpori , atau dengan menggunakan cairan atau gas pengalir . pemisahan terjadi karena komponen cuplikan bergerak dengan jarak yang berbeda yang di sebabka oleh perbedaan retensi komponen yang dipisahkan . terjadinya pemisaha komponen yang disebabkan oleh adanya perbedaan distribusidi antara dua fasa , yaitu fasa diam dan fasa bergerak.
Beberapa teknik kromatografi yang sering dilakukan adalah kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis, kromatografi kolom biasa, kromatografi kolom vakum cair, dan kromatografi gais-cair

sedangkan pemurnian adalah memisahkan komponen yang dicari dengan komponen-komponen lain yang dapat mengganggu identifikasi kualitatif dan penentuan kuantitatifnya. Kedua metode ini bisa disebut metode pemisahan.Prosedur pemisahan di laboratorium dapat digunakan untuk pemurnian senyawa, identifikasi kualitatif dan penentuan kuantitatif komponen yang dicari dalam suatu sampel bahan. Tujuan pemisahan dalam analisis kimia adalah memisahkan komponen yang dicari dengan komponen-komponen lain yang dapat menggangu identifikasi kualitatif dan penentuan kuantitatifnya. Klasifikasi pemisahan dapat dibedakan atas dasar : (a) sifat fisik dan kimia; (b) tipe prosesnya; (c) tipe fasanya. Pemisahan mempunyai kedudukan penting pada pekerjaan tahap-tahap analisis kimia. Dalam suatu sampel, komponen yang diinginkan umunya selalu berada bersama-sama dengan komponen lain. Pemisahan yang kurang baik dapat mengakibatkan hasil pengukuran menjadi bias. Hal ini akan mempengaruhi hasil analisis data, penarikan kesimpulan, dan pelaporan.
4.     Kemukakan bagaimana idenya suatu senyawa bahan alam dapat diketahui alur biosintesisnya
Biosintesis merupakan pembentukkan molekul alami yang terjadi di dalam sel dari molekul lain yang kurang rumit strukturnya, melalui reaksi endeorganik. Sedangkan jalur biosintetis dapat diartikan sebagai urutan atau proses yang di dalamnya terdiri atas tahap-tahap pembentukkan dari senyawa yang sederhana menjadi senyawa kompleks.
Alasan mengapa jalur biosintesis perlu dipelajari adalah :
1. Bisa mengubah senyawa awal menjadi senyawa baru yang lebih bermanfaat dengan pertolongan suspensi sel
2. Berdasarkan biosintesis, metabolit sekunder dapat diumpankan dengan prazat untuk menjadi produk yang lebih cepat dengan kultur suspensi sel
3. Mengubah senyawa tertentu menjadi senyawa lain untuk menggantikan reaksi dengan kultur suspensi sel
Cara untuk mengetahui jalur biosintesis pada kultur jaringan adalah :
1. Dengan analisis senyawa kompleks sehingga dapat diketahui building block penyusunnya yang dapat mengarahkan kita kepada senyawa asal dan jalur biosintesisnya.
2. Pelabelan dengan radioisotop.
Kegunaan mengetahui jalur biosintesis adalah dapat melakukan derivatisasi. Setelah kita mengetahui jalur biosintesisnya , dan ternyata jalur biosintesisnya bercabang- cabang maka kita dapat melakukan blocking pada salah satu cabang. Dengan adanya blocking tersebut maka kita dapat meningkatkan metabolit sekunder yang kita inginkan dari jalur biosintesis yang tidak kita blocking